Setiap daerah memiliki hak yang sama untuk mengembangkan atau memekarkan dirinya menjadi sebuah daerah otonom baru. Hal ini berhubungan erat dengan upaya pemerataan pembangunan dan penyejahteraan masyarakat Indonesia dalam segala bidang, seperti politik, ekonomi, budaya, sosial, dan pendidikan, namun tidak semua daerah bisa mewujudkannya, karena ada berbagai hal yang menjadi syarat yang mutlak harus dipenuhi terlebih dahulu. Suatu wilayah yang dapat dibentuk menjadi sebuah daerah otonom baru tentunya dipandang telah memenuhi berbagai persyaratan untuk menjadi sebuah daerah otonom, yakni syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Khusus untuk berdirinya sebuah kabupaten, syarat administratifnya adalah persetujuan dari DPRD Provinsi, Gubernur, dan rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri. Syarat teknisnya yakni dipandang dari kemampuan ekonomi, potensi daerah, luas daerah, kependudukan, keamanan, dan beberapa faktor lainnya yang memungkinkan terselenggaranya suatu otonomi daerah. Sedangkan syarat fisik kewilayahan adalah meliputi kewajiban untuk memiliki paling sedikit lima kecamatan dan penetapan lokasi calon ibukota kabupaten.

Pada awalnya, wilayah Barito Timur yang sekarang ini adalah bagian dari kabupaten tetangga, yakni Barito Selatan, dengan ibukota kabupaten adalah Buntok. Hal ini dirasa masyarakat (utamanya yang tempat tinggalnya jauh dari Buntok, seperti yang tinggal didekat perbatasan Kalimantan Teuntitledngah-Kalimantan Selatan) sebagai kendala utama ketika mereka harus berurusan ke ibukota kabupaten. Dengan berbagai pertimbangan dan permintaan masyarakat waktu itu maka dibuatlah keputusan untuk melakukan pemekaran kabupaten, sehingga sejak tahun 2002, daerah ini resmi menjadi kabupaten otonom, dengan nama Kabupaten Barito Timur yang beribukotakan Tamiang Layang dan bermottokan “Gumi Jari Janang Kalalawah”.

Luas wilayah Kabupaten Barito Timur adalah seluas 3.834 km2. Pada awal pembentukan, luas tersebut dibagi menjadi enam kecamatan, yakni Dusun Tengah, Dusun Timur, Banua Lima, Patangkep Tutui, Pematang Karau, dan Awang. Karena dipandang perlu, maka dibentuklah lagi empat kecamatan pemekaran yang meliputi Paju Epat, Raren Batuah, Karusen Janang, dan Paku. Ini adalah salah satu kemajuan di kabupaten ini, dengan semakin banyak kecamatan yang dibentuk maka diharapkan perhatian kepada masyarakat dan pembangunan dapat terlaksana secara merata dan efektif.

Dalam hal pembangunan sarana dan prasarana, Kabupaten Barito Timur berada dalam posisi yang memuaskan. Banyak bangunan yang megah dan modern yang berhasil dibangun, hal ini seperti kantor bupati, kantor DPRD, kantor Koperasi Credit Union Sumber Rejeki di Ampah, dan lainnya. Bukan hanya dalam hal itu saja, sarana prasarana keagamaan pun tidak luput dari perhatian pemerintah, di Barito Timur dapat kita temui mesjid dan gereja yang megah. Rumah-rumah serta toko-toko milik masyarakat pun ikut menunjukkan bahwa dalam 10 tahun Barito Timur membangun, sebagian besar masyarakat sejahtera. Kabupaten Barito Timur sebagai sebuah kabupaten yang terletak sangat strategis, karena merupakan daerah perlintasan maka secara otomatis hal itu juga berpengaruh pada perekonomian daerah. Dua pusat kegiatan perekonomian di kabupaten ini adalah di Tamiang Layang dan Ampah, karena di dua tempat inilah terdapat pasar yang ramai dan luas, pertokoan, rumah makan, bahkan hotel serta bank seperti BRI, BNI, dan Bank Mandiri, juga koperasi.

Di Kabupaten Barito Timur, pendidikan dipandang sebagai suatu hal yang mutlak, baik itu formal maupun informal. Pembangunan pendidikan formal dilakukan dengan pembangunan sekolah-sekolah dan ditunjang dengan tenaga pengajar lokal serta tenaga pengajar profesional yang didatangkan dari luar kabupaten, bahkan luar Kalimantan. Dalam pembangunan pendidikan nonformal pun pemerintah ikut berperan, yakni dalam hal pemberian izin penyelenggaraan. Menariknya lagi, ada pembebasan biaya sekolah untuk SD dan SMP, bahkan ada bantuan berupa pembagian buku tulis dan alat-alat tulis untuk para siswa, serta seragam sekolah. Masih ada banyak lagi upaya-upaya pemerintah Barito Timur dalam memajukan pendidikan di daerah ini, mulai dari ibukota sampai ke pelosok daerah selalu diusahakan adanya pemerataan perhatian untuk pendidikan.

Selama 10 tahun ini, ada putra-putri Barito Timur yang berhasil untuk menorehkan prestasinya baik pada tingkat provinsi maupun nasional, kemudian ketika mereka melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, sebagian dari mereka tidak hanya kuliah di dalam provinsi, namun juga keluar provinsi bahkan ke Pulau Jawa. Hal ini semakin menunjukkan bahwa Barito Timur, walaupun dalam usia yang masih sangat muda sudah mampu menjadikan sumber daya manusia yang berkualitas, dapat diandalkan, dan haus akan ilmu pengetahuan. Merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi saya pribadi ketika di kampus saya sendiri, yakni STT GKE Banjarmasin, pada tahun ajaran 2012/2013 ini, ada terdapat 16 orang putra-putri Barito Timur yang menjadi mahasiswa/i disini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Barito Timur, seperti Ampah, Rodok, Patung, Tamiang Layang, Telang, dan lainnya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa putra-putri Barito Timur pun tidak takut bersaing dengan putra-putri dari kabupaten-kabupaten lain dalam meraih gelar sarjana S1 teologi kependetaan. Kita pun perlu bangga akan hal ini!

Sebagai sebuah bentuk pemerintahan yang memiliki kebebasan untuk mengurus wilayahnya sendiri dan menentukan jalannya pembangunan, pemerintah Barito Timur lebih memprioritaskan pada pelayanan terhadap masyarakatnya, beberapa contoh nyata yang telah direalisasikan adalah upaya menekankan angka kemiskinan, pemberdayaan masyarakat, perbaikan kualitas kesehatan, pembagian alat-alat pertanian dan pupuk kepada petani, penyuluhan, penyediaan raskin, bahkan tersedianya ATM di beberapa tempat.

Ada beberapa upaya pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Barito Timur yang masih belum merata pelaksanaannya ditengah masyarakat Barito Timur. Hal itu seperti pada program perbaikan jalan dan jembatan. Jalan di Barito Timur sebagai jalan arus perlintasan atau jalan negara tentunya membutuhkan jalan yang lancar dan baik. Hal ini sebagian besar telah dilaksanakan dengan baik, kalaupun ada kerusakan hanyalah dibeberapa titik saja. Masalah ketidakmerataan itu muncul ketika kita masuk ke daerah pelosok, masih ada jalan yang rusak dan jembatan yang “mengkhawatirkan”. Ketidakmerataan yang selanjutnya adalah mengenai masalah listrik. Listrik masih belum menyebar secara merata di daerah-daerah Barito Timur, masih ada masyarakat yang menggunakan mesin genset dan lampu tembok.

Selanjutnya, masih kurangnya upaya pemerintah dalam rangka mengenalkan dan merawat objek wisata di kabupaten ini, serta tidak ada upaya untuk melakukan sesuatu atau semacam mengklaim salah satu hal dari kekayaan kabupaten ini sebagai khasnya. Jika Barabai terkenal dengan apamnya, Kandangan dengan dodolnya, Barito Timur terkenal dengan apanya? Hal ini harus kita pikirkan bersama dalam rangka menunjukkan ciri daerah kita ini.

Setelah berbicara panjang lebar, menurut saya, seyogyanya, ketika kita berbicara mengenai pembangunan, kita tidak hanya berbicara mengenai pembangunan secara fisik, walaupun secara hakikatnya itu adalah hal yang utama. Mari kita juga berbicara mengenai keberhasilan pembangunan dalam diri masyarakatnya.

Barito Timur sebagaimana yang kita ketahui dengan berdasarkan latar belakang sejarah merupakan tumpuk dayak Ma’anyan (sebenarnya bukan hanya Ma’anyan namun juga Lawangan). Yang terjadi di masa kini adalah Barito Timur menjadi sebuah daerah dengan tingkat kemajemukan yang tinggi. Ada banyak suku-suku diluar Ma’anyan dan Lawangan yang datang dan tinggal di daerah ini, seperti ngaju, batak, jawa, dan lainnya, namun selama 10 tahun Barito Timur membangun tidak pernah ada masalah konflik antar suku. Hal ini dikarenakan warga asli terbuka terhadap pendatang dan para warga pendatang pun tidak berusaha untuk melakukan hal-hal yang dapat mengakibatkan konflik di daerah ini, bahkan mereka dapat saling bahu membahu dalam melakukan berbagai kegiatan. Hingga akhirnya antara warga asli dan warga pendatang seakan-akan ada suatu ketergantungan antara mereka, sehingga menimbulkan rasa saling menghormati, saling mengajari, dan saling menjaga.

Dalam rangka untuk membangun spiritualitas kerohanian masyarakat Barito Timur, pemerintah kabupaten, utamanya bupati Barito Timur sering menyumbang dana dan bantuan untuk mesjid, gereja, dan balai basarah. Bahkan Bupati Barito Timur sendiri lumayan aktif dalam hal mengikuti berbagai kegiatan hari raya keagamaan yang dilaksanakan di kabupaten ini. Bukan hanya menghadiri acara-acara hari raya Islam, namun juga acara hari raya Kristen (seperti safari natal) dan agama lain. Ini adalah suatu teladan nyata yang diberikan oleh seorang pemimpin bagi masyarakatnya untuk selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, bertoleransi, serta menghargai agama orang lain serta tak lepas pula untuk selalu memupuk keimanan dan kepercayaan pada agama sendiri.

Untuk perayaan-perayaan adat di Kabupaten Barito Timur masih dilakukan, salah satunya adalah acara ulang tahun Abeh di Dayu. Kadang-kadang pemerintah kabupaten berperan dalam menyumbang berbagai hal termasuk dana, sehingga acara dapat berjalan dengan lancar dan meriah tanpa perlu kehilangan makna budayanya. Menariknya, bukan hanya dalam hal perayaan adat setempat saja, Bapak Bupati Barito Timur malah pernah mengenakan pakaian kebesaran adat Jawa pada sebuah acara pergelaran wayang kulit pada tahun 2008 silam.

Dari berbagai hal ini dapat kita lihat dengan jelas bahwa pembangunan yang selama ini diupayakan oleh pemerintah kabupaten tidak hanya terbatas pada fisik sarana prasarana sosial, ekonomi, budaya, pendidikan saja namun juga mencakup pada pembangunan diri masyarakatnya, religius, dan adat istiadatnya. Dan semuanya itu dapat dikatakan sangatlah berhasil.

***

Seiring dengan waktu yang berjalan, Kabupaten Barito Timur selalu berusaha untuk melakukan berbagai perbaikan dalam berbagai bidang dan berusaha untuk menyetarakan posisinya dengan kabupaten-kabupaten tetangga. Dibawah kepemimpinan Bapak Drs. H. Zain Alkim selaku pemimpin tertinggi di Kabupaten ini, beserta segenap jajarannya dan dengan dukungan penuh dari masyarakat Barito Timur, kabupaten ini perlahan-lahan merangkak menuju kemajuan. Hingga kini, sudah 10 tahun berlalu dan Kabupaten Barito Timur dengan segala hal telah benar-benar melangkah menuju kemajuan dengan hasil yang dapat dirasakan oleh masyarakatnya, walaupun tidak dapat kita pungkiri bahwa masih ada ketidakmerataan yang terjadi.

Selama pemerintahan Bapak Drs. H. Zain Alkim sebagai Bupati Bartim pertama di Kabupaten Barito Timur, harus kita akui bahwa Barito Timur benar-benar telah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang, berbagai aspek. Kemajuan Kabupaten Barito Timur yang perlahan namun pasti ini menghantarkannya menjadi salah satu kabupaten yang terkenal di Provinsi Kalimantan Tengah, bahkan sejajar dengan kabupaten-kabupaten lain di Indonesia. Hal seperti ini hanya dapat tercapai oleh karena penyertaan Tuhan dalam tiap program dan kerja keras yang dicanangkan dan dilaksanakan dengan penuh semangat dan kerja keras oleh Bupati Barito Timur, Bapak Drs. H. Zain Alkim, beserta jajarannya. Tak lepas pula oleh karena dukungan penuh dari segenap masyarakat Barito Timur yang juga sangat mengharapkan terjadinya kemajuan pembangunan di daerahnya yang tercinta ini. Sangat tidak berlebihanlah jika saya sebagai masyarakat asli Barito Timur sekaligus mewakili masyarakat Barito Timur mengatakan bahwa selama 10 tahun ini Bapak Drs. H. Zain Alkim benar-benar telah menjadi seorang pemimpin yang mengayomi dan sekaligus juga sebagai seorang bapak yang memberi teladan dimata sekalian masyarakat Barito Timur. Terima kasih untuk kepemimpinannya! Terima kasih untuk kemajuannya!

Semoga, untuk kedepannya, dengan pemimpin-pemimpin yang akan datang dapat membawa Kabupaten Barito Timur kian menuju kemajuan, kemakmuran, dan kesejahteraan sehingga akan tercapai Gumi Jari Janang Kalalawah yang masyarakat Bartim impikan!

Hayu maju, tumpuk natatku manuwu!


6 tanggapan untuk “Jejak Langkah Pembangunan Barito Timur”

  1. ngatirin Avatar
    ngatirin

    sungguh membanggakan punya generasi muda Barito Timur yang kemampuanya sangat luar biasa dan mengagumkan,,………. terus berjuang untuk Barito Timur, diri sendiri dan untuk bangsa ini……….. semoga sukses…

    Suka

  2. Idebenone Avatar

    Tuntutan masyarakat dari kedua kewedanaan ini agar Kabupaten Barito dipisahkan menjadi dua kabupaten, yang akhirnya mendapat dukungan dari DPRD Barito pada tahun 1956 dalam bentuk Mosi tanggal 30 Januari 1956 dengan Nomor 1/MS/DPRD/56 dan tanggal 21 September 1956 dengan Nomor 2/MS/DPRD/56.

    Suka

  3. Utus Ma'anyan Avatar
    Utus Ma’anyan

    Good Article, selalu maju terus Barito Timur menuju perubahan yang lebih baik….

    Suka

    1. hairul ampah Avatar

      makasih udah nambah wawasan

      Suka

  4. Sur Senk Avatar

    izin copy dan share 🙂

    Suka

    1. Lia Af Avatar

      ya… senang bisa berbagi. trims sudah berkunjung

      Suka

Tinggalkan komentar